Pasca AC-FTA, Belum Ada Banjir Produk China
Jakarta - Kementerian Koperasi dan UKM mengakui belum ada dampak yang signifikan banjirnya produk China semenjak diperlakukannya ASEAN-China Free Trade Agreement (AC-FTA) pada 1 Januari 2010. Berdasarkan hasil penelusuran tim Kementerian selama kuartal I-2010, dampak pembebasan tarif bea masuk China belum siginifikan.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta saat ditemui di Kampus Unika Atmajaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (17/3/2010).
"Evaluasi terakhir, UKM belun signifikan dampaknya," ujar Wayan.
Ia menambahkan, justru yang terjadi pelaku usaha berskala kecil ini merasa terbantu dengan pembebasan tarif bea masuk. Pasalnya banyak bahan baku dari pelaku industri yang bersangkutan, didatangkan dari negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia ini.
"Produk kita justru lebih kompetitif, dari mereka banyak bahan baku dan UKM merasakan itu. Daya saing lebih baik, ini dampak yang positif," tegasnya.
Namun di samping itu, Kementerian Kperasi dan UKM juga tengah melakukan survei terhadap lima pelabuhan besar di Indonesia. Tujuannya untuk terus melakukan pemantauan aktivitas perdagangan, khususnya terhadap barang-barang asal China.
"Tim saya sedang lakukan monitoring ke lima pelabuhan, Belawan, Sumatera Utara, Jakarta (Tanjung Priok) tentu, Ujung Pandang, Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya.
Besar harapan Wayan, agar hasil penelusuran sudah dapat diketahui pada akhir bulan Maret ini. "Kita lihat data perkembangannya," paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar